Rabu, 28 Maret 2012

Menikmati Kuliner Khas Solo di Galabo


     Galabo merupakan singkatan dari Gladag Langen Bogan, bagi yang pernah ke Solo pasti sudah tahu tempat ini. Galabo adalah pusat kuliner di Kota Solo. Jalanan menuju ini dibuka pada siang hari, namun ditutup menjelang sore hari saat Galabo mulai dibuka.

     Biasanya tempat ini akan ramai pengunjung saat musim liburan. Di Galabo ini kita temui aneka jajanan dan makanan khas Solo, mulai dari gudeg ceker, tengkleng, nasi liwet, sate kere dan masih banyak lagi.

 
gudeg ceker khas solo


tengkleng khas solo


nasi liwet khas solo


sate kere khas solo


     Galabo merupakan singkatan dari Gladag Langen Bogan, bagi yang pernah ke Solo pasti sudah tahu tempat ini. Galabo adalah pusat kuliner di Kota Solo, terletak di jalan satu arah dari gapura Gladag melewati PGS dan Beteng Trade Centre, jalanan ini dibuka pada siang hari, namun ditutup menjelang sore hari saat Galabo mulai dibuka. Biasanya tempat ini akan ramai pengunjung saat musim liburan, di Galabo ini kita pun bisa menemukan musik karaoke dan bahkan bisa bernyanyi bersama hingga berakhirnya malam.

     Banyak sekali aneka jajanan dan makanan khas Solo dijual disini, mulai dari gudeg ceker, tengkleng, nasi liwet, sate kere, dan masih banyak lagi. Gudeg dan pisang owol merupakan makanan favorit saya disini, memang Kota Solo terkenal sebgai kota wisata kuliner, jadi saat anda berkunjung ke Solo, jangan sampai lupa untuk mampir ke tempat ini.

     Selain di Galabo, beberapa tempat wisata kuliner di Kota Solo yang bisa menjadi pilihan lainnya seperti Pecel Solo, Omah Sinten, Timlo Sastro, Serabi Notosuman, Mie Gajah Mas. Pecel Solo menawarkan satu jenis makanan, yaitu pecel, bisa memilih nasi pecel maupun pecel ndeso yang memakai nasi campuran yang lhas dan unik. Omah Sinten menawarkan makanan khas Jawa dengan konsep restoran yang mewah namun kental budaya Jawa, makanan disini disuguhkan dengan sangat apik dengan koki-koki handal. Ada lagi Timlo Sastro yang sudah sangat terkenal, terletak di Pasar Gede. Tak jauh dari situ kita bisa menemukan Mie Gajah Mas. Dan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang, Serabi Notosuman adalah pilihan yang tepat.

SOSIAL BUDAYA SUKU JAWA

Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang
berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Setidaknya
41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga
propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung,
Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak
ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Suku Jawa juga
memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger.


foto Bupati Purwokerto, Karo Garwa
lan Abdine

 

Tingkat Sosial Bahasa Jawa

1. ngoko
2. ngoko andhap
3. madhya
4. madhyantara
5. kromo
6. kromo inggil
7. bagongan
8. kedhaton
dua yang terakhir hanya dipakai di lingkungan keluarga Kraton.
Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari.

   Dalam sebuah survei yang diadakan
majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.


    Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal denganunggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.


PROFESI
   Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka mendominasi pegawai negeri sipil, BUMN, anggota DPR/DPRD, pejabat eksekutif, pejabat legislatif, pejabat kementerian dan militer. Orang Jawa adalah etnis paling banyak di dunia artis dan model. Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar negeri, sebagai buruh kasar dan pembantu rumah tangga. Orang Jawa mendominasi tenaga kerja Indonesia di luar negeri terutama di negara Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Taiwan, AS dan Eropa.





sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Jawa

Jumat, 23 Maret 2012

ILMU BUDAYA DASAR


1. Apa yang dimaksud dengan ilmu budaya dasar dan tujuannya?
    Jawab:
    
   -Ilmu budaya dasar adalah suatu ILMU yang mempelajari tentang
    dasar-dasar Kebudayaan, dan Budaya memang merupakan salah
    satu jiwa dari nilai-nilai yang ada di masyaraka
.
  -Tujuan ILMU BUDAYA DASAR adalah Penyajian mata kuliah
    ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan
    dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
    tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
    masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian
    mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli
    dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam
    pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD
    semata-mata sebagai salah satu usaha untuk
    mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
    memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya
    terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain
    dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.


2. Jelaskan dua pandangan yang menjelaskan unsur-unsur manusia?
    Jawab:

   -Adapun unsur-unsur manusia terdiri dari Nafs, Qalb, Akal dan Ruh:
     *Nafs yaitu nafsu, nafas/nyawa, jiwa dan diri
     *Qalb berasal dari kata Qalbu yang bermakna berubah,
       berpindah / berbalik.
     *Akal adalah anugerah Tuhan yang hanya diberikan
       kepada manusia, oleh karena itu akal harus digunakan
       agar ia tidak kehilangan ciri khas kemanusiaannya.
     *Ruh adalah sesuatu yang amat penting bagi kehidupan manusia.
   
    -Menurut Koentjaraningrat unsur-unsur dari kepribadian meliputi:
     pengetahuan, perasaan dan dorongan hati:
     *Pengetahuan
       Pengetahuan sebagai salah satu unsur kepribadian memiliki
       aspek-aspek sebagai berikut: penggambaran, apersepsi,
       pengamatan, konsep, dan fantasi yang berada di alam sadar
       manusia.
     *Perasaan
       Koentjaraningrat (1986) menyatakan bahwa perasaan adalah
       suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
       pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif.
       Suatu perasaan yang selalu bersifat subyektif karena adanya
       unsur penilaian, yang biasanya menimbulkan suatu kehendak
       dalam kesadaran seorang individu. Kehendak itu bisa juga
       positif, artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal yang
       dirasakannya sebagai suatu hal yang akan memberikan
       kenikmatan kepadanya, atau bisa juga negatif, artinya ia hendak
       menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan
       membawa perasaan tidak nikmat kepadanya.
     *Dorongan Hati
       Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga
       mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan
       karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah
       terkandung dalam organismanya, dan khususnya dalam gen-nya
       (dirinya) sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan
       naluri pada tiap makhluk manusia tersebut, disebut dorongan
       (drive).